Bahas Bahas Film #02 – Optatissimus – Doa Pertama

By | Leave a Comment
Bahas Bahas Film #02 – Optatissimus – Doa Pertama
Tahun: 2013
Bahasa: Indonesia
Genre: Drama
Durasi: 108 Menit
Rating: Remaja

(Cerita yang kompleks soalnya berat dan dalam haha. Ada satu adegan berdarah-darah, agak nyeremin memang. Perilaku dan tokoh utama yang nggak sopan.)



Sutradara: Dirmawan Hatta
Penulis: Dirmawan Hatta
Produser: Heru Winanto
Pemain: Rio Dewanto, Nadhira Suryadhi dan Landung Simatupang

Note: 

Film ini berat, buat yang males mikir (ngebosenin) tidak dianjurkan untuk menonton apalagi yang nggak punya hati yang luas, memiliki open mind sangat diperlukan untuk stay neutral. Film ini mengangkat tiga kisah. Satu kisah tentang seorang mantan pembunuh, kisah orang dengan gangguan jiwa dan tokoh utama itu sendiri. 

Jadi, bagi yang tidak merasakan langsung (baik sebagai keluarga maupun penderita) tidak akan dan begitu paham dan mengerti, apalagi appreciate. Bagi yang punya pengalaman dipasung, tidak dianjurkan untuk menonton. 

Terinspirasi dari sebuah kisah nyata. 

---

“Selama ini aku diam dan mengabaikannya… Sampai suatu peristiwa yang menceritakannya…”

Kisah ini dimulai tentang seorang pemuda bernama Andreas. Sekilas Andreas adalah seorang pemuda biasa yang terlihat agak serampangan dan nggak sopan. Tapi siapa tahu di balik sosok itu dia punya sebuah kisah kelam?

“Kamu punya beban yang kamu sembunyikan…”
“Semakin keras kamu merahasiakannya, semakin aku bisa mendengarmu, Andreas…”
“Aku tahu rahasiamu bagaimana pun kamu merahasiakannya rapat-rapat…”
“Apa kamu nggak lelah?”

Sebuah kisah yang dia simpan sendiri yang dia tidak pernah ceritakan pada siapapun, sebuah beban yang dia tidak ingin orang lain tahu, sebuah kisah yang enggan dia ceritakan. Hal itulah yang membuat dia jadi seperti sekarang ini. 

“Kamu diberkati.”
“Tidak, aku terkutuk. Aku dihantui oleh hal yang tidak ada.”

Ada suatu hal yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan sekedar kata-kata semata, karena tidak ada seorang pun yang dapat mengerti, kecuali mereka yang mengalami atau yang pernah mengalami.

“Aku tahu Tuhan sedang mengujiku, aku tahu kalau kamu berusaha menebusnya, tapi semua sudah terlambat. Kalau kelak kamu sembuh dari semua ini, aku berjanji akan melayani-Nya. Aku memberkatimu, Andreas…” 

Suatu perjuangan orang terdekat ketika harus berhadapan dengan seseorang yang ‘berbeda’. 

“Hal yang terpenting tak terlihat oleh mata, Andreas. Hanya hati… Hanya hati yang dapat melihatnya.”

Ucapan seorang gadis misterius yang dikatakan padanya, seseorang yang pernah ditemuinya berkali-kali, sosoknya menyerupai seseorang yang bersamanya kini. Dia mengenal Andreas. Tapi dia tidak kenal gadis tersebut.

“Kamu akan sembuh, kamu akan sembuh, kamu gak GILA!”

Siapakah Andreas? Bagaimanakah kisahnya? Penasaran (atau nggak?)
Tonton aja filmnya di bioskop terdekat selagi masih tayang (atau nonton aja film lain, hihi).

---
Pembahasan:

Dalem (awas jatuh)
Lieur (botak deh)
Kompleks (mmm, pabaliut..)

Optatissimus berasal dari bahasa latin yang berarti most, very desired or pleasant. Dalam film ini aku rasa lebih mengacu kepada “sangat diinginkan”. Jadi bisa dibilang judul gak kerennya, Doa Pertama yang sangat diinginkan? Tapi Optatissimus itu sendiri merupakan bagian tertentu dalam sebuah reliji. Hmm…

Meskipun nggak banyak yang tahu (atau mungkin berminat), tapi film ini bermutu dan berkualitas lho. Aku suka dengan musik instrumental yang mengiringi film ini, benar-benar dalam, sejuk, hening dan cocok untuk refleksi diri. Musik tersebut membuat film ini terasa feel dan touch-nya. 

Film ini memiliki tema…

Keluarga

Ada suatu potongan kisah mengenai cerita seorang Kakak dan Adiknya. Setelah menonton film tersebut kadang kita baru bisa menyadari pentingnya seseorang setelah mereka tiada. Jadi, jangan sia-siakan kesempatanmu mengisi hari-harimu dengan iri hati, dengki apalagi benci. Karena, pada saat mereka tidak ada, barulah kita sadar bahwa kita sangat membutuhkan mereka. Penyesalan selalu ada di akhir cerita.

Cinta

Kisah Yunita sebagai istri yang tetap setia dan bertahan meskipun Andreas yang dikenalnya telah berubah. Ia tetap mencintai Andreas dan bersamanya tanpa adanya syarat.

Ada banyak pembelajaran yang kita bisa dapatkan dalam film ini.

Pentingnya menyadari tentang Stigma dan pengetahuan tentang Kesehatan Mental.
Orang awam, terutama mereka yang tinggal di desa masih belum tahu banyak tentang gangguan jiwa, mereka yang kerap kali melakukan cara yang tidak manusiawi dalam menangani mereka. 

Hal ini terjadi pada seorang penderita yang diangkat beramai-ramai dan dipasung, dikucilkan di sebuah tempat yang tidak terjangkau oleh orang banyak.

Begitu pula dengan perlakuan anak-anak yang diberikan pada orang yang pernah menderita, ejekan “Orang Gila” pun masih melekat pada sosok yang sudah sembuh secara 'sosial' dan bisa kembali beraktivitas.

1. Ironi tentang Realitas 

Tidak semua orang yang kelihatannya baik itu baik. Dalam kasus ini diceritakan sekilas salah satu alasan mengapa Andreas menutup hatinya rapat-rapat. Ayah Andreas adalah seorang sosok pemuka Agama, akan tetapi di balik sosok itu dia adalah seseorang yang tega melakukan penganiayaan terhadap sosok sang Ibu. Kejadian inilah yang membuat Andreas sangat membenci dan enggan menyebut namanya dan mulai menjauh dari sosok Tuhan.

Hal ini pun kerapkali terjadi dalam dunia nyata. Pernahkah kamu mendengar mengenai sosok intelektual yang terkenal ramah di suatu tempat tapi melakukan suatu hal yang keji di luar itu? Semua orang pun tidak akan pernah menyangka.

Tapi, kita pun harus sadar bahwa semua itu terjadi karena ada suatu alasan di balik semua itu. 

2. Kesempatan Kedua

Tahukah kamu bahwa setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua? Bahkan seorang mantan pembunuh pun berhak memperoleh hidup baru. Itulah yang diajarkan oleh dalam film ini. Tuhan saja maha pengasih tapi kenapa kita sebagai manusia kadang tidak memberikan kesempatan itu? Mari pikirkan kembali.

3. Uang vs Cinta?

Ehm. Klise.

4. Pentingnya Tuhan dalam hidup kita

Apapun keyakinan kita, sosok Tuhan itu penting dalam hidup kita. Uang juga bukan segalanya. Selalu luangkanlah waktumu untuk beribadah.

5. Janganlah menyetir bila keadaan kacau balau

Lucu memang, tapi kalau ngerasa dan sadar kondisi aneh mendingan stop dulu deh. Daripada ada adegan tabrakan seperti di film. Andreas tetap ngotot berkendara sambil mencari sumber suara-suara yang tidak ada itu, akibatnya dia jadi tidak fokus menyetir dan menabrak seseorang.

...dan hal lainnya jika ada yang mau menambahkan.

Pembahasan secara spiritual dan juga pembahasan secara psikologis. 

--- Secara Spiritual ---

Andreas adalah sosok jiwa hilang yang hendak diketemukan. Kisah masa lalu yang kelam membuatnya menutup rapat-rapat hatinya dan meragukan sosok keberadaan Tuhan. Sebenarnya masih ada banyak missing link disini yang tidak dijelaskan.

Sosok gadis yang ditemuinya selama ini adalah merupakan pertanda yang diberikan oleh-Nya kepadanya. Melalui kata yang khas.

“Aku mengenalmu” 

Andreas tidak mengenalnya, akan tetapi sosok gadis misterius ini telah mengenal Andreas sejak lama dan dia memberikan petunjuk dan menuntun Andreas saat dia kehilangan arah. Dan sosok gadis ini yang ditemuinya ini lah yang memberikan dampak perubahan pada sosok Andreas kelak. 

Terkadang Tuhan memberikan petunjuk melalui pertanda yang tidak bisa dijelaskan oleh akal sehat, kadang seseorang baru bisa menemukan jalannya kembali setelah mengalami hal-hal yang luar biasa heran.

Itulah mengapa, pada akhirnya Andreas bisa memanjatkan doanya yang pertama. Sang jiwa yang hilang pun akhirnya menemukan Tuan-Nya kembali.

“Aku hanyalah seorang pemain tolol dalam panggung sandiwara yang tidak kumengerti. Tapi, aku bersyukur bisa mengambil kesempatanku karena aku bisa memanjatkan doaku yang pertama.”

--- Secara Psikologis ---

Kalau memang Andreas mengidap gangguan jiwa dan hal lainnya yang berhubungan…

1. Tahukah kamu bahwa…

Pikiran dapat berdampak besar pada keadaan fisik. Ada kalanya apa yang kita alami itu hanya sekedar pikiran semata. Oleh karena itu ada kalanya kita memang harus stay positive, tapi jangan terlalu over dan pastikan check dengan realita. 

“Kamu nggak lapar, kamu nggak haus, kamu gak lelah… Kamu cuma nyerah.”
“Darimana kamu tahu?”
“Aku mengenalmu.”

2. Halusinasi

“Bukan pikiranmu yang kacau, tapi jiwamu yang kacau.”

Meski tidak ditunjukkan secara visual tapi itu bisa ditangkap dan nampak dari pembicaraan yang ada dan kisah yang diceritakan dalam film ini. Ada bagian dimana Andreas bercerita tentang perumpamaan dirinya dan suara-suara lain yang terdengar dari dalam dirinya dan 

3. Erotomania

Suatu bentuk delusi/waham dimana orang yang dalam keadaan ini merasa dan percaya bahwa orang lain itu jatuh cinta padanya. Biasanya terjadi pada pasien dengan Skizofrenia, gangguan waham dan gangguan bipolar selama tahap psikosis.
Hal ini dapat dibuktikan pada suatu adegan dimana Andreas melamar seorang gadis untuk menikah dengannya yang bernama Yunita. Dia merasa dia telah mengenalnya sejak lama dan mengenalnya, tapi Yunita sendiri sama sekali tidak mengenalnya. 

Yunita berkata seperti ini: 

“Yang tidak dikenal membuat kita takut, kamu nggak mengenal aku. Bagaimana kita bisa saling memiliki?”

4. Kemungkinan-kemungkinan mengapa dia begini…

Apa yang terjadi pada masa lalu Andreas, sesuatu yang tidak diceritakan secara mendetail tersebut apalagi dengan adanya sebuah kejadian yang membuat dia makin stressful membuat dirinya yang seperti ini. Tapi aku sendiri masih belum yakin, apa ini permanen pada sosok Andreas atau memang sementara ini masih misteri. 

Tambahan

Kita tahu ada beragam jenis terapi, efektif atau tidak semua itu tergantung pada minat individu dan keteguhan menjalaninya. Misalnya ada terapi dengan menulis, terapi dengan melukis, terapi dengan musik. Berdoa juga bisa jadi suatu bentuk terapi.

---
Reviewer’s Score

7,8

Sebenarnya mau kasih nilai lebih, tapi aku rasa masih banyak yang miss dalam film ini. Meskipun dijelaskan sekilas tentang masa lalu Andreas, tapi masih banyak pertanyaan yang membuatku bertanya-tanya, bagaimana mungkin sosok Andreas bisa sampai mendapatkan “keadaan” itu?

Ada suatu rahasia yang masih belum terkuak dan itu tidak dijelaskan dalam film ini. Hal yang justru membuatku penasaran. Dibuka dengan suatu perumpamaan, menggunakan mitologi dari Yunani yang memberikan tanda tanya menggelitik yang punya rasa ingin tahu. Perumpamaan ini berkaitan dengan cerita inti. Begitu pula dengan filsafat yang ditanamkan dalam kisah ini. 

Film ini juga apik dengan pengambilan pemandangan yang luar biasa. Bagi yang suka dengan shot pemandangan indah di daerah pedesaan desa, film ini untukmu. 

Selain itu apik dengan kutipan-kutipan kata yang cocok untuk refleksi diri dan pembelajaran tentang nilai hidup. Termasuk dialog antara orang yang dipasung dan Andreas, meskipun dikatakan dalam bahasa jawa, singkat tapi maknanya dalam. Begitu pula dengan selipan nyanyian dalam bahasa jawa.

Alur penceritaan yang tidak biasa, sempat membuatku bertanya-tanya dan kebingungan, karena dimulai dengan mix antara masa kini dan flashback. Diharapkan untuk menyimak baik-baik tiap segmen atau kalian akan kebingungan tersendiri. Aku suka dengan perumpamaan cerita anak yang dikaitkan dengan sang tokoh utama itu sendiri. 

Sayang ada beberapa adegan yang suaranya entah kurang jelas, bagi orang tertentu yang mengucapkannya. Dan minimnya visualisasi apa yang dialami oleh Andreas itu adalah poin lainnya yang penting tapi miss dalam film ini. Bagiku lewat kata-kata sudahlah cukup, tapi bagi beberapa orang kata-kata semata tidaklah cukup.

Hal yang membuatku terkejut itu ternyata kisah ini terinspirasi dari kejadian yang pernah terjadi di masa lalu. Inti dari doa pertama ini true to the core, sisanya itu kreativitas penulis.

---
Facebook: https://www.facebook.com/optatissimus
Trailer: http://www.youtube.com/watch?v=OUVHCwbVrGM&feature=youtu.be

---
Personal Note
Sedihnya, sepanjang film berlangsung air mata nggak bisa berhenti menetes. Nangis terus sepanjang film. Mungkin, ada bagian dari diriku yang merasakan apa yang film itu sampaikan.

It’s a Blessing? It’s a Curse? It's up to you to decide! 


Newer Post Older Post Home

0 comments: